Diperbarui Menjadi Selaras Dengan Kehendak Tuhan
Kalangan Sendiri

Diperbarui Menjadi Selaras Dengan Kehendak Tuhan

Lori Official Writer
      137

Shalom saudara yang dikasihi Tuhan. Jumpa kembali bersama saya, Maria Kaesmetan. Saya berharap kita semua senantiasa dalam kasih dan lindungan Tuhan.

 

Ayat Renungan: Roma 12:2 - "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah, dan yang sempurna."

 

Sejak kita lahir baru dan menerima Yesus, yang diperbarui adalah roh kita. Namun, bila usia kita sudah 40 tahun misalnya, berarti selama 40 tahun itu pikiran kita telah dipengaruhi oleh banyak hal — baik dari keluarga, lingkungan, pengalaman traumatis, sakit hati, kekecewaan, atau ketakutan. Semua itu membentuk pola pikir kita.

Karena itu, walaupun roh kita telah bertobat, jiwa kita — yaitu pikiran, perasaan, dan kehendak — masih perlu kita perbarui. Inilah sebabnya kita perlu menyelaraskan pikiran kita dengan Firman Tuhan, sebagai kompas kehidupan kita. Kita perlu tahu apa yang Tuhan katakan, apa yang Ia kehendaki, dan apa yang berkenan kepada-Nya.

Hari ini saya mau mengajak setiap kita untuk berdiam sejenak dan renungkan: Apa yang menjadi hambatan dalam cara kita berpikir? Seringkali kita merasa sudah bertobat, tetapi pola pikir lama masih menguasai diri kita. Karena itu, kita perlu belajar menjadikan Firman Tuhan sebagai acuan hidup.

Firman Tuhan berkata, agar hidup kita berbuah, kita harus bersedia untuk mati terhadap keinginan diri sendiri (Yohanes 12: 24). Artinya, kita tidak mengikuti keinginan pribadi, tetapi mengikuti kehendak Tuhan. Dan kehendak Tuhan sering kali berarti berkorban, mengampuni, dan memberkati.

Namun, sebagai manusia yang pernah terluka, kita cenderung menuntut dan membalas dendam. Di sinilah terjadi pertentangan antara daging dan roh. Maka, untuk menolong jiwa kita supaya selaras dengan kehendak Tuhan, kita harus melatih pikiran kita agar tunduk kepada Firman Tuhan, bukan kepada kedagingan.

Bagaimana caranya? Dengan mempraktikkan Firman itu setiap hari: Daripada menuntut, belajarlah mengampuni. Daripada menahan berkat, belajarlah memberkati. Daripada hidup untuk diri sendiri, belajarlah berkorban bagi sesama — memberi waktu, nasihat, atau dukungan.

Jika kita terus-menerus melatih diri dengan cara ini, perlahan-lahan pikiran kita akan terbiasa mengikuti apa yang Tuhan katakan dan kehendaki. Memang tidak mudah dan membutuhkan waktu. Tapi seperti pepatah berkata, “Practice makes permanent” — semakin sering kita mempraktikkannya, semakin tetap dan otomatis kita melakukannya.

 

Action Praktis:

Hari ini, ada pertanyaan untuk kita renungkan: Apakah kita mau berjalan mengikuti pikiran sendiri, atau mau selaras dengan kehendak Tuhan? Mari berproses bersama Tuhan. Saya percaya, Anda akan menjadi seperti yang Tuhan telah rancangkan dan tetapkan bagi hidup Anda.

Selamat berproses. Tuhan Yesus memberkati.

 

Hak Cipta ©Maria Kaesmetan, Departemen Spiritual Life CBN Indonesia

 

Hidup Anda berharga, dan Tuhan tidak pernah melepaskan tangan-Nya dari Anda. Hari ini adalah kesempatan baru untuk membuka hati dan membiarkan kasih-Nya memulihkan setiap luka. Jika Anda rindu didoakan, butuh teman berbagi dan membutuhkan bimbingan rohani, hubungi kami dengan klik banner di bawah.

Ikuti Kami